Kampusbola.id – Publik Asia tentunya belum menganggap timnas Indonesia sebagai tim yang pantas untuk diunggulkan dalam pegelaran sepakbola bergengsi seantero Asia tersebut dengan melihat riwayat dan sejarah pertandingan yang telah dilalui timnas Indonesia sebelumnya.
Awal yang Pahit
Stadion Jassim bin Hamad menjadi saksi bisu pertandingan pertama timnas Indonesia meladeni sang tuan rumah Qatar. Berakhir kalah telak tanpa balas dengan skor 2-0 membuat tim besutan Shin Tae-Yong ini harus melakukan evaluasi dan transformasi cara bermain untuk mengantisipasi partai kedua Grup A agar tidak bernasib serupa. Hal tersebut tentunya harus dilakukan Shin-Tae-Yong mengingat target yang dititipkan Ketum PSSI Erick Tohir sebagai salah satu syarat perpanjangan kontraknya sebagai pelatih tim sepakbola nasional Indonesia.
Kemenangan yang Membawa Harapan
Partai kedua yang dilakoni timnas Indonesia menghadapi jagoan piala Asia yang juga diakui dunia yakni Australia berhasil beroleh hasil baik dengan kemenangan 1-0 kemudian disusul dengan kemenangan atas Yordania dengan skor 4-1 menjadikan posisi Indonesia berstatus positif melaju ke babak 8 besar. Bahkan laga gemilang Asnawi Mangkualam cs tersebut sempat membuat pelatih Yordania Syok mendadak.
Sejarah baru yang mengubur kutukan
Perjumpaan Indonesia dengan Korea Selatan menjadi “trending topic” para pecinta sepakbola dalam negeri. Komentar beragam tampak mewarnai jelang laga tersebut baik positif maupun negatif seperti adanya adu argumen antara bung Justin dengan Towel yang viral di youtube sampai adanya meme lucu yang berisikan pesan bahwa telah bergabungnya “Anak Baru” yang kekuatannya pantang dipandang sebelah mata.
FIFA menugaskan Shaun Evan sebagai wasit pemimpin pada laga adu kekuatan antara timnas indonesia melawan pentolan piala asia yang paling diunggulkan yakni Korea Selatan yang juga pernah menjuarai piala asia pada pegelaran tahun 2020 dimana “Negeri Gajah Putih” Thailand menjadi tuan rumah. Laga 90 menit disisipkan babak tambahan 2 x 15 menit ternyata belum mampu menggugurkan salah satu dari kedua kontestan tersebut. Pertandingan kemudian dilanjutkan dengan babak adu penalti yang berlangsung mendebarkan, mencekam dan dramatis. Namun akhirnya kiper andalan timnas Indonesia Ernando Ari Sutaryadi berhasil menunjukkan keajaibannya saat menggagalkan tendangan gelandang bertahan Korea Selatan Kang-Hee Lee, Indonesia akhirnya mematahkan peluang Korea Selatan dengan skor 11-10 sekaligus mengubur kutukan eliminasi babak kualifikasi.
Harapan yang Mekar
Kemenangan Indonesia atas Korea Selatan tampaknya begitu fenomenal di kalangan para pecinta bola seantero dunia. Beragam pemberitaan media lokal maupun mancanegara tampaknya mengisahkan timnas Korea Selatan bak pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Kepulangan tim negeri ginseng kembali ke negaranya usai tersingkir oleh Indonesia tampaknya tak hanya mencoreng karir sepakbola tim nasional tersebut namun juga rasa malu yang mendalam yang akan dipersoalkan masyarakat dan kaum pecinta sepakbola negeri ginseng.
Atmosfer berbeda tampaknya begitu dinikmati Shin Tae-Yong yang kabarnya jika berhasil membawa skuad Garuda melaju ke babak berikutnya kemudian akan ditawarkan perpanjangan kontrak oleh PSSI. Begitu pula dengan Ketum PSSI, Erick Tohir yang tampak begitu bangga mengingat kondisi Timnas sebelum beliau pimpin yang banyak disangkut masalah dan minim prestasi namun berhasil bangkit dari keterpurukan.
Erick Tohir menitipkan semangat dan harapan baru untuk garuda muda Asnawi Cs untuk kembali menorehkan sejarah baru berhubungan dengan Olimpiade Paris 2024 dan meyakinkan Asnawi Cs bahwa para suporter sepakbola tanah air semakin bertambah dan akan terus berlipat ganda karena senang melihat permainan gemilang dan berkelas tim nasional U-23 Indonesia.
Saksikan berita bola menarik lainnya yang dapat Anda baca secara gratis di kampusbola.id