Tanpa Gelar, Cetak Rekor Laba Pertama di Era Stan Kroenke! – Walaupun kandas mencapai gelar, masa 2024- 25 jadi tonggak sejarah finansial untuk Arsenal: mencapai keuntungan awal semenjak 2018 serta buat awal kalinya menembus pengeluaran skuad sebesar£500 juta( Rp10 Triliun).
Di dikala para penggemar Arsenal masih meratapi“ apa yang dapat saja terjalin” menjelang final Liga Champions antara Real Madrid serta Borussia Dortmund, keluarga Kroenke malah memperingati suatu keberhasilan lain: kesuksesan finansial Arsenal yang belum sempat terjalin lebih dahulu di masa kepemilikan Stan Kroenke.
Masa ini, Arsenal mencatat kemajuan besar di Eropa, menggapai semifinal Liga Champions buat ketiga kalinya dalam sejarah. Keberhasilan ini mendatangkan pendapatan nyaris£100 juta dari UEFA. Mereka kembali finis untuk ketiga masa berturut, menyerupai rekor selama sejarah Liga Inggris.
Tetapi secara finansial, perbandingan antara posisi awal serta kedua sangat kecil, cuma dekat£2- 3 juta.
Lonjakan Pemasukan Berkat Liga Champions
Pada masa 2022- 23, kala Arsenal cuma menggapai babak 16 besar Liga Europa, pemasukan mereka terletak di angka£467 juta. Tetapi pada masa selanjutnya, dikala berlaga di Liga Champions, pemasukan melonjak nyaris£157 juta.
Sebagian besar kenaikan ini berasal dari pendapatan UEFA, walaupun donasi dari zona komersial serta hari pertandingan pula ikut naik.
Keuntungan Awal Semenjak 2017- 18
Arsenal diprediksi mencatatkan keuntungan buat awal kalinya dalam 7 tahun terakhir. Apalagi semenjak Kroenke Sports& Entertainment mengambil alih kepemilikan klub, Arsenal belum sempat mencapai keuntungan bersih sampai masa ini.
Dikala mengambil alih penuh klub dari Alisher Usmanov, Kroenke pernah melaporkan arah klub hendak jadi lebih“ self- sufficient”. Tetapi dalam kenyataannya, dia telah menyuntikkan dana individu sebesar£324 juta ke klub semenjak 2018 buat menutupi kerugian operasional.
Ironisnya, malah dikala pengeluaran menggapai rekor tertinggi—gabungan pendapatan tahunan serta amortisasi transfer melewati batasan£500 juta—Arsenal kesimpulannya mencetak keuntungan.
Akibat Ketentuan PSR serta Hutang Transfer
Arsenal senantiasa waspada terhadap ketentuan Profit and Sustainability Rules. Utang transfer Arsenal dikala ini sebesar£268 juta, paling tinggi keempat di liga, di dasar Chelsea(£498 juta), Tottenham(£337 juta), serta Manchester United(£331 juta).
Saat ini, pinjaman dari Stan Kroenke dikira selaku subsidi, serta wajib dinilai dengan“ fair market value” buat memastikan akibatnya pada PSR. Bila ketentuan ini diberlakukan secara retroaktif semacam yang di idamkan City, Arsenal dapat mengalami konsekuensi serius—baik dari segi pembatasan belanja ataupun posisi tawar di bursa transfer.