Rasa Sakit yang Membawa Lionel Messi Raih 3 Gelar – Lionel Messi baru saja menunjukan prestasi lagi untuk Argentina. Sehabis Piala Dunia 2022, saat ini Copa America 2024 juga sukses dia bisa. Sebab saat sebelum terletak di titik ini, Messi begitu kesusahan buat mencapai satu trofi internasional buat tanah kelahirannya itu.
Kegagalan, rasa sakit, sampai perasaan frustrasi wajib ditelan bulat- bulat saat sebelum kesimpulannya dapat mencapai prestasi bersama Argentina. Lalu, gimana ekspedisi Messi melawan rasa sakit itu? Berikut cerita sepenuhnya.
Kegagalan Messi di Piala Dunia
mencatatkan rekor sebagai pemain termuda dalam sejarah Argentina. Sayangnya, dikala dirinya mengawali karir internasional, di sana pula serangkaian kegagalan mulai mengiringi ekspedisi hidupnya.
Argentina tidak dapat melanjutkan laga setelah kalah dari Jerman , Messi jadi salah satu pemain terbaik yang kembali dipanggil Argentina yang hendak berlaga di Piala Dunia 2010.
Tekanan yang dialami Messi lebih besar kali ini. Dia baru saja memperoleh gelar Ballon d’ Or pertamanya dikala itu.. Gimana tidak? Sebab di Piala Dunia 2010, Albiceleste dilatih oleh si legenda hidup, Diego Armando Maradona.
Alih- alih bawa Argentina juara, La Pulga apalagi tidak dapat mencetak sebiji berhasil juga di Piala Dunia 2010. Sayangnya tidak. Nasib Messi malah kian nelangsa sebab Argentina kandas di partai puncak. Ini jadi kekalahan sangat menyakitkan untuk Messi.
Sesungguhnya Argentina lebih banyak menghasilkan kesempatan di pertandingan tersebut.Jerman kesimpulannya dapat membalikan kondisi, sehabis Joachim Loew memasukan si supersub, Mario Gotze yang mencetak berhasil kemenangan di menit ke- 113.
Kegagalan Messi di Copa America
Hasil yang tidak jauh berbeda dirasakan Lionel Messi di Copa America. Sementara itu bila diingat- ingat lawan Argentina di Copa America terhitung lebih gampang. Sangat Brazil serta Uruguay yang jadi regu unggulan tiap tahunnya. Tetapi terdapat saja faktor- faktor teknis serta non teknis yang membuat Messi wajib menunda gelar juaranya.
Berbeda semacam di Piala Dunia 2006, Lionel Messi dikala itu telah jadi andalan di Timnas Argentina, menyusul performa gemilangnya bersama Barcelona.
Argentina asuhan Alfio Basile menggapai partai puncak dengan rekor sempurna, tidak terkalahkan. Tetapi dikala berjumpa raja terakhir Brazil, Argentina keok dengan skor 3- 0. Kegagalan selanjutnya terjalin pada tahun 2011 kala timnas Argentina berperan selaku tuan rumah.
Argentina kalah dari Uruguay lewat babak adu penalti. Mirisnya lagi, Messi kandas mencatatkan namanya di papan skor. Messi nihil berhasil di edisi kali ini. Apakah Messi menyerah? Belum.
Kali ini Copa America dilaksanakan 2 tahun beruntun, ialah 2015 serta 2016. Ini dapat jadi momentum yang cocok buat bangkit pasca kekalahan di final Piala Dunia 2014. Tetapi, gelar juara yang diimpikan malah tinggal kenangan. Di kedua edisi itu, Messi menembus final. Tetapi harapan mencapai gelar pupus lantaran Argentina kalah di kedua final dari regu yang sama, ialah Chile.
Pernah Pensiun
Lionel Messi terus- terusan kandas di kompetisi internasional. Tidak terdapat gelar yang dapat diraih. Yang terdapat tangisan demi tangisan meratapi nasib. Messi jadi sasaran tembak akibat seluruh hasil tersebut. Penyerang mungil ini menemukan kritik pedas yang berujung dengan timbulnya keputusan berani.
Messi yang dikala itu baru berumur 29 tahun memutuskan buat pensiun dari sepakbola internasional. Tetapi apa boleh buat, kegagalan di Copa America 2016 begitu mempengaruhi pada mentalnya.
Owner 8 gelar Ballon d’ Or itu jadi salah satu penendang penalti yang kandas di final Copa America 2016. Seusai laga, Messi mengumumkan dia pensiun dengan perkata yang penuh keputusasaan. Sepakbola buatnya semacam karyawan yang dikejar deadline. Tekanan pikiran!
Tetapi, keputusan itu cuma bertahan sebagian bulan saja. Banyak pihak yang memohon Lionel Messi buat menarik perkataannya itu. Kawan sampai lawan langsung mengirimkan sokongan kepadanya. Publik Argentina apalagi hingga mengemis supaya Messi tidak pensiun dini.
Upaya itu nyatanya sukses.Pada kesimpulannya, Messi memanglah membawakan Argentina ke putaran final Piala Dunia 2018. Argentina kembali kandas.
Mencapai Gelar Copa America 2021
Mengarah Copa America 2021, situasinya terus menjadi rumit. Segala warga Argentina sudah jadi saksi gimana rentetan kegagalan Lionel Messi bersama Timnas Argentina. Nama Lionel Messi dalam sebagian tahun belum lama lebih kerap terserang kritik dibanding pujian melimpah.
Di tengah keputusasaan fans serta nyinyiran dari para haters, Messi mengetuai Regu Tango dengan yakin kalau badai hendak lalu. Tergabung bersama Uruguay, Paraguay, Chile, serta Bolivia, Argentina kesimpulannya sukses mengumpulkan 10 poin. Itu telah lumayan buat membenarkan lolos ke babak berikutnya selaku juara Tim A.
Bintang Inter Miami itu memborong satu berhasil serta 2 assist di laga tersebut. Selanjutnya, mereka berhasil kandaskan perlawanan Kolombia di semifinal lewat drama adu penalti sehabis pada waktu wajar, kedua regu cuma bermain imbang 1- 1.
Tantangan sesungguhnya baru tersaji di laga final. Kala itu, tantangan itu berwujud Timnas Brazil. Kegagalan kembali membayang- bayangi laju Messi. Sebab kegagalan Argentina dalam menyabet gelar Copa America 2007 diakibatkan oleh Regu Samba.
Argentina serta Brazil mengawali laga dengan tensi besar. Lionel Messi serta Neymar pamer skill pada dini laga. Keduanya juga acap kali jadi sasaran pelanggaran dari pemain- pemain yang diajak duel. Tetapi Tam Tango sedikit unggul dengan solidnya pertahanan yang dikawal Nico Otamendi. Tidak hanya itu, Argentina pula tidak habis- habisnya menebar ancaman lewat Angel Di Maria serta Lautaro Martinez.
Sehabis 22 menit lalu, berhasil baru terbentuk dari kerjasama Rodrigo De Paul serta Angel Di Maria. Dengan metode besar, Di Maria membebaskan tendangan lob buat mengelabui penjaga gawang Brazil, Ederson. 1- 0 buat Argentina. Brazil pernah membalas serbuan Argentina, tetapi skor 1- 0 senantiasa jadi akhir dari babak awal.
Pada dini babak kedua, pelatih Brazil dikala itu, Tite langsung merombak strategi game dengan memasukan Roberto Firmino serta menarik keluar Fred. Dengan bonus pemain di lini depan, Brazil berupaya menaikkan keseriusan buat lebih melanda. 10 menit awal, belum membuahkan hasil. Tite juga memasukan seluruh penyerang yang dimilikinya.
Dari Vinicius sampai Gabriel Barbosa, seluruhnya dimainkan dalam laga ini. Tetapi sayang, Emiliano Martinez sangat tangguh di dasar mistar Argentina. Pernah terdapat bonus waktu 5 menit diberikan wasit. Tetapi, senantiasa tidak terdapat berhasil yang terbentuk. Argentina juga menang 1- 0.
Kemenangan ini merupakan segalanya untuk Messi. Tetapi apakah Copa America 2021 merupakan garis finis dari cerita manis Argentina? Pasti tidak. Ini malah jadi dini kebangkitan Albiceleste.
Bersinambung di Piala Dunia 2022
Bermodalkan juara Copa America 2021, Argentina nampak lebih siap dari umumnya buat menjajaki ajang Piala Dunia Qatar. Tanpa menyepelehkan Prancis ataupun Brazil, komposisi pemain serta mutu mental, Argentina jadi salah satu yang terbaik di edisi tersebut. Semacam telah sepatutnya mereka jadi regu terbaik di Piala Dunia 2022.
Walaupun demikian, Argentina kandas memulai babak penyisihan tim dengan manis. Itu sebab Argentina ditekuk oleh wakil Asia, Arab Saudi dengan skor 2- 1. Awal mulanya nampak berjalan cocok rencana untuk Argentina sehabis Lionel Messi mencetak berhasil dari titik penalti di 10 menit dini. Tetapi 2 berhasil Arab Saudi di babak kedua sudah mengejutkan Argentina, apalagi dunia sepakbola.
Tetapi, sehabis itu Argentina dapat bangkit. Lionel Messi mengetuai regu buat menyapu bersih 2 laga selanjutnya melawan Meksiko serta Polandia dengan kemenangan. Ini meyakinkan kalau walaupun mempunyai dini yang kurang baik, Argentina dapat menanggulangi suasana susah itu.
Di babak gugur, Argentina bermain makin ngotot. Determinasi tiap pemainnya nyaris tidak terbendung. Kerja keras tiap pemain nampak sekali di kompetisi ini. Mengalami Australia di babak 16 besar jadi laga ke- 1000 untuk Messi. Pemain Inter Miami itu juga merayakannya dengan mencetak berhasil di menit ke- 35.
Berhasil kedua Argentina lahir di babak kedua. Kali ini, aktornya merupakan Julian Alvarez. The Next Sergio Aguero itu menggandakan keunggulan usai menggunakan kesalahan parah di lini pertahanan Australia. The Socceroos pernah membalas satu berhasil di babak kedua. Tetapi kemenangan Argentina telah tidak terelakan.
Drama terjalin di perempat final dikala Argentina dihadang Belanda. Bila terdapat pertandingan Piala Dunia 2022 yang bisa dikategorikan selaku drama terbaik, hingga predikat tersebut sangat layak disematkan kepada laga ini. Sebab laga antara Belanda serta Argentina sarat hendak intrik serta kontroversi
Kedua regu silih berbalas berhasil. Sampai pada kesimpulannya laga berakhir dengan skor 2- 2 di waktu wajar. Merupakan Wout Weghorst yang jadi wujud dibalik tertundanya kemenangan Argentina. Masuk di babak kedua, dirinya sukses mencetak 2 berhasil yang tiap- tiap terbentuk di menit ke- 83 serta menit ke- 11 injury time.
Sebab tidak terdapat berhasil yang terbentuk di 2 kali 15 menit, siapa yang kembali wajib didetetapkan lewat adu penalti. Argentina juga menang usai eksekusi Lautaro Martinez membenarkan skor akhir jadi 4- 3.
Juara Dunia
Di semifinal, Kroasia bukan permasalahan berarti untuk Argentina. Messi kembali keluar selaku pemain terbaik berkat satu berhasil serta satu assistnya di laga tersebut.
Walaupun begitu, Messi tidak gentar. Mereka mau membuktikan kalau Argentina pula memiliki mental juara. Argentina berupaya memegang kendali game di dini babak awal. Serangkaian ancaman juga dilancarkan anak asuh Lionel Scaloni, namun masih belum terdapat yang berbuah berhasil.
Berhasil baru terbentuk di menit 21. Messi yang jadi algojo juga berhasil memperdaya Hugo Lloris. Mereka senantiasa melayangkan serbuan demi serbuan ke pertahanan Les Bleus.
Di Maria kesimpulannya sukses menggandakan keunggulan melalui golnya pada menit ke- 36. Tertinggal 2 berhasil, Didier Deschamps mengambil keputusan mengejutkan dengan menarik keluar Olivier Giroud serta Dembele serta digantikan Randal Kolo Muani serta Marcus Thuram. Tetapi belum terdapat berhasil balasan di babak awal.
Kembali dari kamar ubah, Prancis berupaya tingkatkan keseriusan serbuan mereka. Sehabis sebagian kali percobaan, kesimpulannya membuahkan hasil pula.
Cuma berselang sekian detik, Mbappe lagi- lagi menggetarkan jala gawang Dibu, kali ini melalui tembakan voli yang ciamik. Skor juga jadi sama kokoh 2- 2. Drama juga bersinambung di babak Extra Time. Argentina kembali unggul lewat aksi Lionel Messi yang menggunakan bola liar di mulut gawang.
Kemenangan di depan mata kepunyaan Argentina kembali pupus sehabis Prancis menemukan hadiah penalti pada menit ke- 117. Selaku eksekutor, Mbappe juga berhasil membandingkan skor jadi 3- 3. Laga kembali bersinambung ke babak adu penalti. Di babak ini, Kingsley Coman serta Aurelien Tchouameni kandas menyarangkan bola ke gawang Emi. Argentina juga keluar selaku pemenang dengan skor 4- 2.
Dengan gelar ini, Lionel Messi secara legal‘ menamatkan’ sepakbola. Dia mencapai seluruh yang dapat diraihnya. Gemerlapnya karier Messi tidak sempat dapat disangkal, apalagi oleh Cristiano Ronaldo sekalipun.
Back to Back Copa America
Walaupun telah menamatkan sepakbola, tren positif Argentina tidak menyudahi disana. Mereka kembali tampak luar biasa di Copa America 2024. Lionel Messi cs tidak terkalahkan sampai pada kesimpulannya menang 1- 0 atas Kolombia di laga final. Walaupun absen menyumbangkan berhasil serta tidak bermain penuh dalam laga final, La Pulga senantiasa jadi wujud sangat mempengaruhi di balik kesuksesan ini.
Tetapi Messi tidak hendak dapat bila lewat seluruhnya sendirian. Bila tanpa dorongan kecerdasan taktik Lionel Scaloni, tekel- tekel bersih Lisandro Martinez, serta berhasil semata wayang Lautaro Martinez di laga final, status juara back to back Copa America tidak hendak disandang oleh Messi. Saat ini, dirinya dapat menutup karier selaku salah satu pemain terbaik selama masa