City Akan Berubah Total Jika Datangkan Rayan Cherki, Alasannya! – Manchester City bersiap membuka babak baru yang berbeda dalam masa Pep Guardiola, bersamaan kian dekatnya transfer Rayan dari Lyon yang berpotensi mengganti arah taktik si pelatih.
Dini dari Akhir Masa Tiki- Taka di Etihad?
Pep Guardiola diketahui selaku pionir game“ juego de posición”, ataupun yang lebih terkenal diucap tiki- taka—gaya bermain yang mengandalkan umpan- umpan pendek kilat, perpindahan posisi, serta tekanan besar tanpa bola.
Walaupun sudah bertransformasi dari Barcelona ke Bayern sampai ke Manchester City, Guardiola senantiasa melindungi prinsip- prinsip dasarnya. Tetapi, bila transfer Rayan Cherki betul- betul terjalin, itu dapat jadi ciri kalau si manajer siap membebaskan peninggalan taktik lamanya.
Bagi beberapa sumber tercantum jurnalis terkemuka Fabrizio Romano, City dikabarkan sudah menggapai konvensi individu dengan Cherki.
Bila benar, ini bukan semata- mata perekrutan biasa—ini merupakan sinyal pergantian arah mengarah style bermain yang lebih individualistis, lebih leluasa, serta lebih berani menanggalkan struktur rigid ala Guardiola sepanjang ini.
Bakat yang Berlawanan dengan Filosofi Guardiola
Masa kemudian, Cherki jadi penggerak utama kebangkitan Lyon di Liga Europa dengan mencatatkan 32 donasi berhasil di seluruh kompetisi. Dia merupakan wujud yang sangat kreatif, penuh imajinasi, serta bahagia bermain dengan triknya sendiri. Tetapi, inilah ironi besarnya: seluruh mutu itu malah menjadikannya antitesis dari“ pemain Guardiola”.
Game City dikala menjuarai treble masih mengandalkan prinsip Guardiola, bukan posisi di papan taktik. Pemain wajib disiplin, aktif memencet, serta rela melepas resiko demi melindungi kemampuan bola.
Sedangkan Cherki sebaliknya: dia berani menggiring bola, memainkan umpan progresif, serta menghasilkan kesempatan melalui kreativitas besar.
Statistiknya mencolok: nyaris 3 kali menggiring melewati lawan per pertandingan serta 9 umpan progresif per laga—tertinggi di 5 liga top Eropa. Tetapi, kontribusinya tidak tiba dari integrasi dalam sistem, melainkan dari keberaniannya menantang sistem lawan.
Guardiola Tidak Lagi Memforsir Seluruh Pemain Masuk Strategi Lama
Guardiola sempat mengganti Jack Grealish dari dribbler leluasa di Aston Villa jadi pemain sistematis yang taat struktur di City. Tetapi, permasalahan Cherki nyatanya berbeda. Isyarat pergantian telah nampak melalui kedudukan Savinho serta Jérémy Doku—pemain dengan style individualis yang malah dibiarkan leluasa berekspresi di sayap.
Dengan kedatangan Erling Haaland—penyerang yang tidak seluruhnya sesuai dengan style lama Guardiola—City lama- lama berganti. Saat ini mereka lebih menekankan mutu orang dibandingkan kerja regu terpola.
Sistem pressing yang dahulu efisien saat ini kian gampang dibaca. Ruang yang ditinggalkan sebab overload dapat jadi bumerang.
Cherki sesuai dengan era baru ini. Dia sanggup menghasilkan kesempatan melalui kreativitas, kecepatan, serta metode besar. Tetapi jangan harap dia teratur mundur serta memainkan umpan pendek semacam De Bruyne. Dia merupakan seniman lapangan, bukan operator taktik.
Mengarah Masa Baru Manchester City
Apakah eksperimen ini hendak sukses? Waktu yang hendak menanggapi. City merambah yang lebih liar, tidak terduga, serta bisa jadi lebih menghibur. Tetapi, apakah dapat lebih berhasil dari masa sebelumnya—itulah tantangan sesungguhnya.
Bila kandas, ironisnya, Guardiola hendak jadi korban dari sistem yang dia bangun sendiri. Sebab style bermain modern—defender pembawa bola, penyerang kontrar, serta sistem antitekan—semua timbul selaku respons terhadap taktik Guardiola satu dekade kemudian.
Serta di tengah transisi ini, Rayan Cherki nyatanya hendak jadi wajah utama masa baru tersebut. Dia bukan De Bruyne, bukan Bernardo Silva, tetapi memiliki talenta yang tidak kalah beresiko. Kelainannya, dia menghancurkan sistem lawan, bukan menyatu dalam sistem. Ini hendak jadi eksperimen yang sangat menarik buat disaksikan.