Darah Muda Tak Terkontrol Kubur Karir Alejandro Garnacho! – Alejandro Garnacho saat ini terus menjadi mendekati pintu keluar dari Manchester United sehabis hubungannya dengan pelatih Ruben Amorim terus menjadi memburuk.
Si winger muda pernah menemukan peluang kedua sehabis insiden dini di masa kepemimpinan Amorim di Old Trafford, namun nyatanya ia tidak hendak memperoleh peluang ketiga.
Garnacho, bersama sebagian‘ bomb squad’ yang lain semacam Jadon Sancho serta Antony, telah dimohon buat berlatih terpisah dari rekan- rekannya serta dicoret dari touring pramusim ke Amerika Serikat.
Perihal ini terus menjadi memantapkan isyarat kalau si pemain hendak meninggalkan klub di masa panas ini, terlebih sehabis Manchester United merendahkan harga jual dari Rp 1, 55 Triliun pada Januari jadi dekat Rp 884 Miliyar dikala ini demi memesatkan kepindahannya.
Garnacho juga kembali ke skuad utama Man United, tetapi karakternya membuat ia kembali bermasalah dengan si pelatih.
Bukan Soal Metode, Amorim Tegaskan Soal Karakter
Tetapi, cuma sebagian minggu berselang, kesabaran Amorim dikabarkan habis. Statment Garnacho sehabis dicoret dari final Liga Europa melawan Tottenham dikira sudah melewati batasan.
Pemain muda Argentina itu setelah itu kembali dicoret dalam laga terakhir masa melawan Aston Villa serta diberi ketahui kalau masa panas ini merupakan waktu buat mencari klub baru.
Ketertarikan terhadap Garnacho dari banyak klub semacam Chelsea, Napoli, Aston Villa, sampai Munchen, tapi belum ada juga tawaran formal yang masuk.
Amorim cuma bersedia memikirkan opsi lain bila tidak terdapat penawaran konkret saat sebelum bursa transfer masa panas ditutup, walaupun mungkin Garnacho bertahan sangat kecil.
Keputusan melepas Garnacho bukan dilandasi keraguan, melainkan kemauan Amorim buat membentuk budaya baru.
Klub nampak sangat terbuka pada opsi menjual Garnacho di kisaran Rp 884 Miliyar, menunjukkan kalau langkah pemutusan ikatan ini sangat di idamkan.
Penjualan Garnacho pula hendak berikan keuntungan dari sisi peraturan profit serta keberlanjutan( PSR) sebab ia ialah lulusan perguruan, sehingga segala hasil penjualannya dapat dicatat selaku laba murni.
Tetapi, keputusan ini senantiasa memiliki resiko besar. Umurnya baru 21 tahun serta jelas belum memegang puncak performa. Contoh permasalahan Scott McTominay, yang malah tampak gemilang bersama Napoli serta mencapai gelar Serie A, jadi pengingat kalau pemain yang dibuang United dapat saja bersinar di tempat lain.
Ikatan dengan Fans Retak
Sedangkan klub masih menanti tawaran formal, Garnacho senantiasa memakai sarana latihan di Carrington, walaupun para pemain yang lain sudah berangkat ke Chicago buat touring pramusim.
Sumber dekat si pemain mengatakan kalau Garnacho merasa frustrasi dengan suasana ini. Ia merasa sudah bekerja keras buat menyesuaikan diri dengan formasi 3- 4- 3 yang tidak sediakan posisi favoritnya di sayap kiri. Antara Maret sampai Mei kemudian, ia apalagi tampak selaku starter dalam 14 laga berturut- turut.
Dalam konferensi pers menjelang laga semifinal Liga Europa melawan Athletic Club, ia mengakui kalau 2 bulan awal di dasar Amorim sangat susah, tetapi dia terus berupaya menampilkan kalau dirinya layak menemukan tempat.
Amorim pernah berkata kalau seluruh pujian layak diberikan kepada Garnacho atas pertumbuhan tersebut.
Tetapi, seluruh pujian itu saat ini tinggal kenangan. Garnacho bukan cuma wajib memperjuangkan tempat di regu, namun pula keyakinan dari fans. Suatu gambar yang menunjukkan dirinya menggunakan jersey Aston Villa bertuliskan“ Rashford 9” dikala liburan jadi polemik besar.
Walaupun bisa jadi cuma wujud sokongan kepada rekan setimnya yang saat ini bermain di Barcelona, banyak pendukung Manchester United melihatnya selaku aksi provokatif yang memperkeruh suasana di tengah ketegangan yang telah terdapat.