Kampusbola.id – Mari Throwback pada kemenangan Italia pada Euro 2020
Kemenangan Italia pada Euro 2020. Tim Tiga Singa mampu unggul cepat ketika laga baru berjalan dua menit. Umpan silang Kieran Trippier dari sisi kanan menuju Luka Shaw yang tak terkawal di tiang jauh. Shaw mampu menyambar bola untuk memperdayai Gianluigi Donnarumma. Inggris unggul 1-0 sampai menutup babak pertama.
Italia berusaha tancap gas di babak kedua. Mereka tentu ingin segera menyamakan kedudukan. Namun Inggris tentu juga tak berdiam diri. Mereka juga berusaha mencetak gol lagi.
Dari sini terjadi kontroversi. Pada menit ke-48, Sterling mengejar umpan Shaw. Namun ia kemudian terlihat jatuh di area kotak penalti. Para pemain Inggris bersikukuh Sterling dilanggar Bonucci. Namun wasit Bjorn Kuipers tak melihat ada pelanggaran terjadi. Play on. Namun dari tayangan ulang, terlihat pergerakan Sterling memang diganggu oleh Bonucci.
Italia tak kunjung bisa mencetak gol penyeimbang. Akhirnya mereka pun mengganti taktiknya. Immobile dan Barella ditarik keluar, digantikan Cristante dan Berardi.
Pada menit ke-57, Italia mendapat peluang emas pertamanya di laga ini. Tusukan Chiesa dari kiri membantu Insigne bisa mendekati gawang Inggris. Ia pun melepas tendangan keras dari jarak dekat, namun masih bisa ditahan oleh Pickford.
Italia berada di atas angin. Mereka mengepung pertahanan Inggris. Peluang pun didapat pada menit ke-62 melalui tendangan keras Chiesa dari luar kotak penalti. Namun bola masih bisa ditepis Pickford.
Blaarrrr! Italia akhirnya berhasil mencetak gol penyeimbang pada menit ke-67. Bonucci menjebol gawang Inggris dengan tendangan kaki kirinya, memanfaatkan kemelut dari sepak pojok dari sisi kiri yang dieksekusi Insigne. 1-1.
Italia makin ngegas usai mencetak gol. Mereka terus berusaha menekan pertahanan Inggris. Hal ini direspon oleh Southgate dengan pergantian pemain. Saka masuk pada menit ke-70, menggantikan Trippier.
Tiga menit kemudian, Italia mengancam lagi. Berardi mengejar umpan lambung dari tengah. Pickford gagal menghalau bola namun tendangan Berardi untungnya masih melambung. Beberapa saat kemudian, Inggris melakukan pergantian pemain lagi; Henderson masuk, Rice keluar.
Italia kemudian mendapatkan pukulan berat. Sebab Chiesa cedera dan terpaksa digantikan Bernardeschi pada menit ke-85.
Sayangnya sampai akhir, tak ada gol tambahan tercipta. Italia 1-1 Inggris. Laga pun dilanjutkan ke babak extra time.
Hingga akhirnya Inggris harus tekuk lutus dihadapan Italia pas babak penalti dengan skor 3-2. Inggris gagal membawa gelar juara pertama mereka. Keberhasilan Italia menjuarai Euro untuk kedua kalinya sejak 1968 dan hanya selang tiga tahun setelah absen dari putaran final Piala Dunia 2018 mengundang beragam reaksi dari sejumlah mantan pesepak bola yang kini alih profesi menjadi pandit, sebagaimana dikutip laman resmi UEFA.
“Malam yang tak terlupakan bagi Azzurri kami! Sebuah capaian fantastis bagi Roberto Mancini dan timnya. Mereka pantas memenangi titel Euro kedua ini, dan performa mereka sejak laga pembuka di Roma sebulan lalu sangatlah sempurna! Kalian telah menambah catatan sejarah tim nasional kami dan kalian semua harus bangga! Selamat Jawara, sekarang saatnya merayakan bersama!” ucap Gianluca Zambrotta.
“Mereka semua (timnas Inggris), pemain, staf, sungguh luar biasa. Tapi kerja bagus bagi Italia, mereka pantas mendapatkannya. Mereka gagal, tapi kami semua sangat bangga.” ucap Gary Neville (85 kali tampil untuk Inggris).
“Sungguh malam yang brilian untuk sepak bola. Saya sedikit senang ini harus ditentukan lewat adu penalti, karena tak satu pun dari kedua tim pantas kalah. Ini bukan saatnya mengkritik Inggris, mereka luar biasa. Ketimbang mengkritik pemain yang gagal mengkonversi penalti, Anda harus memuji mereka yang berani maju. Kredit kepada kedua kiper yang melakukan penyelamatan-penyelamatan gemilang. Ini berat bagi Inggris, tetapi kadang Anda harus merasakan kekalahan untuk bisa menang dan Piala Dunia sudah di depan mata dan para pemain mereka akan lebih baik karena ini. Ini malam yang berat, tapi kalian perlu menengguk obat dan beranjak.” ucap Roy Keane (mantan kapten Republik Irlandia).